LAMBANG DAN CARA MEMBACANYA
Dalam pembacaan paritta perlu diperhatikan lambang dan cara pembacaan huruf Pali yang mempunyai perbedaan dengan bahasa Indonesia. Beberapa hal yang perlu diketahui untuk pembacaan paritta adalah sebagai berikut : Â
a)Â Â Dalam bahasa Pali terdapat 8 huruf hidup yang dibaca dengan vokal pendek dan vokal panjang, yaitu :
  a, i, u : dibaca dengan vokal pendek
  Ä, Ä«, Å«, e, o : dibaca dengan vokal panjang Â
b)   Aksara ń dan á¹Â dibaca ng, dan ng dibaca ngg
  Contoh : saÅ„khara, dibaca : sang-kha-ra. sukhaá¹Â : dibaca su-khang. aÅ„guttara,
   Buddhaá¹, dibaca : Bud-dhang, bukan bu-dhang.
  Dhammaá¹, dibaca : dham-mang, bukan dha-mang. Â
c)    Aksara ñ dibaca ny, ññ dibaca nny
   Contoh : ñÄna, dibaca : nya-na.pañña, dibaca : pannya.
d)    Aksara v dilafalkan sebagai w (bukan f) Â
a)Â Â Dalam bahasa Pali terdapat 8 huruf hidup yang dibaca dengan vokal pendek dan vokal panjang, yaitu :
  a, i, u : dibaca dengan vokal pendek
  Ä, Ä«, Å«, e, o : dibaca dengan vokal panjang Â
b)   Aksara ń dan á¹Â dibaca ng, dan ng dibaca ngg
  Contoh : saÅ„khara, dibaca : sang-kha-ra. sukhaá¹Â : dibaca su-khang. aÅ„guttara,
   Buddhaá¹, dibaca : Bud-dhang, bukan bu-dhang.
  Dhammaá¹, dibaca : dham-mang, bukan dha-mang. Â
c)    Aksara ñ dibaca ny, ññ dibaca nny
   Contoh : ñÄna, dibaca : nya-na.pañña, dibaca : pannya.
d)    Aksara v dilafalkan sebagai w (bukan f) Â