AJARAN PERTAMA SANG BUDDHA
Memutar roda Dharma untuk pertama kalinya, mencerahkan Anna Kondanna
Sang Buddha memutar roda Dharma tiga kali untuk membabarkan Catur Aryasatya (Empat Kesunyataan Mulia)
Setelah mencapai KeBuddhaan, Sang Buddha membabarkan Dharma selama 49 tahun, diawali dengan “memutar roda Dharma tiga kali†di Taman Rusa Isipatana, karena kemampuan menerima dari setiap orang tidak sama, ajaran Empat Kesunyataan Mulia yang sama dibabarkan sebanyak tiga kali, baru berhasil membuat lima pertapa benar-benar memahaminya.
Bagaimana dapat memahami kebenaran sejati dari ajaran Buddha secara tuntas? --- Kali pertama memutar roda Dharma, Sang Buddha bertanya: “Apakah kalian telah mengerti?â€
Pertapa pertama yang tercerahkan adalah Anna Kondanna, empat orang pertapa lainnya belum paham benar. Sang Buddha kembali menganalisa ajaran “dukha (derita), samudaya (sebab-sebab derita), nirodha (lenyapnya derita) dan marga (jalan menuju lenyapnya derita)†secara rinci, kemudian bertanya: “Apakah kalian telah mengerti?â€, kali ini Mahanaman menjawab: “Saya sudah mengerti.†Tapi tiga pertapa lainnya tetap belum begitu mengerti. Sang Buddha lalu menjelaskan kembali, pada ketiga kalinya ini akhirnya semuanya mengerti.
Kehidupan manusia adalah menderita; benih derita “terhimpun menjadi sebab derita†--- menghimpun permasalahan antar sesama, keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan dan kecurigaan. Bagaimana “melenyapkan†derita? Giat melatih “jalan menuju lenyapnya deritaâ€.
Sang Buddha adalah Sang Maha Tercerahkan, memiliki kebijaksanaan yang luar biasa, serta dilengkapi dengan empat kefasihan berbicara tanpa halangan, mampu mempergunakan berbagai perumpamaan untuk membuat orang yakin dan menerima ajarannya. Dengan kebijaksanaan dan kemampuan berbicara dari Sang Buddha, hanya lima orang yang mendengarkan Dharma, Sang Buddha harus mengulangi penjelasan akan Dharma yang sama sebanyak tiga kali. Apalagi kalau anggota Sangha biasa yang membabarkan Dharma, dari semua makhluk yang ada di dunia ini, ada berapa orang yang dapat memahami kebenaran sejati dari ajaran Buddha secara jelas?
Belajar ajaran Buddha yang sesungguhnya, bukan telinga mendengar dan mata memandang saja --- Belajar ajaran Buddha adalah menghendaki kita mengembangkan apa yang dipelajari dan menampilkannya pada pengasuhan diri dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Pada pembabaran Dharma yang terakhir mencerahkan Subhadda
“Pada pembabaran Dharma yang terakhir mencerahkan Subhaddaâ€. Pembabaran Dharma pertama Sang Buddha kepada lima pertapa di Taman Rusa Isipatana, jika menjadikan Kondanna sebagai representasi, hanya Kondanna seorang yang mampu menyerap dan memahami ajaran Buddha pada pemutaran roda Dharma pertama. Setelah pembabaran Dharma selama 49 tahun, pada masa-masa akhir ketika Sang Buddha akan segera parnirwana, Subhadda berhasil memahami intisari dari ajaran Buddha, maka dalam naskah Sutra ada disebutkan “pada pembabaran Dharma yang terakhir, berhasil mencerahkan Subhaddaâ€.
Subhadda semula adalah seorang penganut Sramana, tinggal di Kusinara dan telah berusia 120 tahun; usia 120 tahun benar-benar sangat panjang, namun sebelumnya Subhadda menerima pendidikan dan pelatihan agama Sramana.
Alasan mengapa Subhadda tidak segera menerima ajaran Buddha:
1. Karena ada rintangan dari kekuatan karmanya; juga keraguan dan keangkuhan mempengaruhi kondisi hatinya.
2. Meski pun sejak dini telah tahu tentang adanya seorang maha bijaksana yang sedang menyebarkan ajaran Buddha, namun karena “angkuh’, membuat Subhadda tidak mau percaya pada ajaran Buddha, tidak dapat melepaskan agama Sramana yang semula diyakininya untuk menerima ajaran Buddha.
Sang Buddha memutar roda Dharma tiga kali untuk membabarkan Catur Aryasatya (Empat Kesunyataan Mulia)
Setelah mencapai KeBuddhaan, Sang Buddha membabarkan Dharma selama 49 tahun, diawali dengan “memutar roda Dharma tiga kali†di Taman Rusa Isipatana, karena kemampuan menerima dari setiap orang tidak sama, ajaran Empat Kesunyataan Mulia yang sama dibabarkan sebanyak tiga kali, baru berhasil membuat lima pertapa benar-benar memahaminya.
Bagaimana dapat memahami kebenaran sejati dari ajaran Buddha secara tuntas? --- Kali pertama memutar roda Dharma, Sang Buddha bertanya: “Apakah kalian telah mengerti?â€
Pertapa pertama yang tercerahkan adalah Anna Kondanna, empat orang pertapa lainnya belum paham benar. Sang Buddha kembali menganalisa ajaran “dukha (derita), samudaya (sebab-sebab derita), nirodha (lenyapnya derita) dan marga (jalan menuju lenyapnya derita)†secara rinci, kemudian bertanya: “Apakah kalian telah mengerti?â€, kali ini Mahanaman menjawab: “Saya sudah mengerti.†Tapi tiga pertapa lainnya tetap belum begitu mengerti. Sang Buddha lalu menjelaskan kembali, pada ketiga kalinya ini akhirnya semuanya mengerti.
Kehidupan manusia adalah menderita; benih derita “terhimpun menjadi sebab derita†--- menghimpun permasalahan antar sesama, keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan dan kecurigaan. Bagaimana “melenyapkan†derita? Giat melatih “jalan menuju lenyapnya deritaâ€.
Sang Buddha adalah Sang Maha Tercerahkan, memiliki kebijaksanaan yang luar biasa, serta dilengkapi dengan empat kefasihan berbicara tanpa halangan, mampu mempergunakan berbagai perumpamaan untuk membuat orang yakin dan menerima ajarannya. Dengan kebijaksanaan dan kemampuan berbicara dari Sang Buddha, hanya lima orang yang mendengarkan Dharma, Sang Buddha harus mengulangi penjelasan akan Dharma yang sama sebanyak tiga kali. Apalagi kalau anggota Sangha biasa yang membabarkan Dharma, dari semua makhluk yang ada di dunia ini, ada berapa orang yang dapat memahami kebenaran sejati dari ajaran Buddha secara jelas?
Belajar ajaran Buddha yang sesungguhnya, bukan telinga mendengar dan mata memandang saja --- Belajar ajaran Buddha adalah menghendaki kita mengembangkan apa yang dipelajari dan menampilkannya pada pengasuhan diri dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Pada pembabaran Dharma yang terakhir mencerahkan Subhadda
“Pada pembabaran Dharma yang terakhir mencerahkan Subhaddaâ€. Pembabaran Dharma pertama Sang Buddha kepada lima pertapa di Taman Rusa Isipatana, jika menjadikan Kondanna sebagai representasi, hanya Kondanna seorang yang mampu menyerap dan memahami ajaran Buddha pada pemutaran roda Dharma pertama. Setelah pembabaran Dharma selama 49 tahun, pada masa-masa akhir ketika Sang Buddha akan segera parnirwana, Subhadda berhasil memahami intisari dari ajaran Buddha, maka dalam naskah Sutra ada disebutkan “pada pembabaran Dharma yang terakhir, berhasil mencerahkan Subhaddaâ€.
Subhadda semula adalah seorang penganut Sramana, tinggal di Kusinara dan telah berusia 120 tahun; usia 120 tahun benar-benar sangat panjang, namun sebelumnya Subhadda menerima pendidikan dan pelatihan agama Sramana.
Alasan mengapa Subhadda tidak segera menerima ajaran Buddha:
1. Karena ada rintangan dari kekuatan karmanya; juga keraguan dan keangkuhan mempengaruhi kondisi hatinya.
2. Meski pun sejak dini telah tahu tentang adanya seorang maha bijaksana yang sedang menyebarkan ajaran Buddha, namun karena “angkuh’, membuat Subhadda tidak mau percaya pada ajaran Buddha, tidak dapat melepaskan agama Sramana yang semula diyakininya untuk menerima ajaran Buddha.