INIPUN AKAN BERLALU
Ven Ajahn Brahm.
Seorang narapidana baru merasa sangat ketakutan dan tertekan. Tembok-tembok batu dan jeruji besi di sel-nya seperti menyerap habis semua energi kehidupan dan kehangatan; jeruji-jeruji besi bagai mencemooh segala belas kasihan; suara gelegar baja yang saling beradu ketika gerbang di tutup bagaikan mengunci harapan jauh-jauh dari hidup-nya.
Hatinya terpuruk sedalam hukumannya yang sedemikian lama-nya. Di tembok tebal, diatas lantai dingin dia harus tidur. Sewaktu ingin tidur dengan tidak sengaja melihat sebuah kalimat yang tergores di tembok tebal sana: INI PUN AKAN BERLALU.
Kalimat ini melecut semangatnya, mungkin begitu juga dengan narapidana lainnya sebelum dia. Tak peduli betapa berat hidup di penjaara, dia akan menatap tulisan itu dan terus mengingatnya dengan baik: INI PUN AKAN BERLALU".
Pada hari dia dibebaskan, dia menyadari kebenaran dari kata-kata itu. Waktunya telah terpenuhi; penjara dan masa hukumannya telah berlalu.
Ketika dia menjalani kembali kehidupan normalnya, dia sering merenungi pesan yang tergores di dinding penjara itu, menulisnya di secarik kertas untuk di taruh disamping tempat tidurnya, di mobil-nya, dan juga di tempat kerja-nya.
Bahkan saat-saat dia mengalami hal-hal yang buruk, dia tidak akan menjadi putus asa dan stres. Dengan mudah-nya dia terus mengingat, "INI PUN AKAN BERLALU", dan terus saja berjuang. Saat-saat yang buruk pun tidak perlu waktu yang lama untuk berlalu.
Lalu ketika saat-saat yang menyenangkan tiba, dia menikmatinya, tapi tanpa terlalu terlena di dalam kesesnangannya. Sekali lagi dia akan terus mengingat, "INI PUN AKAN BERLALu," dan dia pun lanjut bekerja, tanpa menggampangkan hal yang menyenangkan itu. Saat-saat yang indah biasanya juga tidak akan bertahan lama-lama.
Bahkan ketika dia judge oleh dokter menderita penyakit kanker, "INI PUN AKAN BERLALu," telah memberinya kekuatan dan sikap positif yang mengalahkan penyakitnya. Suatu hari, dokter spesialis memastikan bahwa "Kanker-nya pun telah berlalu."
Pada hari akhir-akhir kehidupannya, di atas ranjang kematian-nya dia membisikkan kepada orang-orang dekat yang dicintainya, "iNI PUN AKAN BERLALU," dan dengan ringan dia pun meninggalkan dunia ini. Kata-kata-nya adalah pemberian cinta yang begitu besar bagi keluarga-nya.
Seorang narapidana baru merasa sangat ketakutan dan tertekan. Tembok-tembok batu dan jeruji besi di sel-nya seperti menyerap habis semua energi kehidupan dan kehangatan; jeruji-jeruji besi bagai mencemooh segala belas kasihan; suara gelegar baja yang saling beradu ketika gerbang di tutup bagaikan mengunci harapan jauh-jauh dari hidup-nya.
Hatinya terpuruk sedalam hukumannya yang sedemikian lama-nya. Di tembok tebal, diatas lantai dingin dia harus tidur. Sewaktu ingin tidur dengan tidak sengaja melihat sebuah kalimat yang tergores di tembok tebal sana: INI PUN AKAN BERLALU.
Kalimat ini melecut semangatnya, mungkin begitu juga dengan narapidana lainnya sebelum dia. Tak peduli betapa berat hidup di penjaara, dia akan menatap tulisan itu dan terus mengingatnya dengan baik: INI PUN AKAN BERLALU".
Pada hari dia dibebaskan, dia menyadari kebenaran dari kata-kata itu. Waktunya telah terpenuhi; penjara dan masa hukumannya telah berlalu.
Ketika dia menjalani kembali kehidupan normalnya, dia sering merenungi pesan yang tergores di dinding penjara itu, menulisnya di secarik kertas untuk di taruh disamping tempat tidurnya, di mobil-nya, dan juga di tempat kerja-nya.
Bahkan saat-saat dia mengalami hal-hal yang buruk, dia tidak akan menjadi putus asa dan stres. Dengan mudah-nya dia terus mengingat, "INI PUN AKAN BERLALU", dan terus saja berjuang. Saat-saat yang buruk pun tidak perlu waktu yang lama untuk berlalu.
Lalu ketika saat-saat yang menyenangkan tiba, dia menikmatinya, tapi tanpa terlalu terlena di dalam kesesnangannya. Sekali lagi dia akan terus mengingat, "INI PUN AKAN BERLALu," dan dia pun lanjut bekerja, tanpa menggampangkan hal yang menyenangkan itu. Saat-saat yang indah biasanya juga tidak akan bertahan lama-lama.
Bahkan ketika dia judge oleh dokter menderita penyakit kanker, "INI PUN AKAN BERLALu," telah memberinya kekuatan dan sikap positif yang mengalahkan penyakitnya. Suatu hari, dokter spesialis memastikan bahwa "Kanker-nya pun telah berlalu."
Pada hari akhir-akhir kehidupannya, di atas ranjang kematian-nya dia membisikkan kepada orang-orang dekat yang dicintainya, "iNI PUN AKAN BERLALU," dan dengan ringan dia pun meninggalkan dunia ini. Kata-kata-nya adalah pemberian cinta yang begitu besar bagi keluarga-nya.