MELEPAS

Ven Ajahn Chah.

Di dalam ajaran Sang Buddha, kita sering mendengar tentang melepaskan sesuatu dan tidak melekat pada apa pun, kira-kira apakah Anda benar-benar apa yang dimaksud oleh Sang Buddha? Maksud Beliau adalah kita memegang tetapi tidak melekat.

Ambillah contoh sebuah lampu senter, kita awalnya terheran-heran benda apakah yang menyala di kegelapan, "Apakah itu?" lalu kita mengambilnya. "Oh, ini ternyata sebuah lampu senter." Kemudian, kita pun meletakkannya kembali. Kita memegang segala sesuatu dengan cara demikian.

Jika kita tidak berpegangan pada apa pun, apa yang bisa kita lakukan? Kita tidak akan bisa melakukan meditasi baik meditasi jalan atau meditasi apa pun, jadi kita harus berpegang pada sesuatu terlebih dahulu. Memegang sesuatu itu memang adalah nafsu keinginan, ya, benar itulah nafsu keinginan, tetapi kemudian hal itu yang akan menuntun kita menuju penyempurnaan.

Sama halnya dengan Anda datang ke vihara Wa Pa Phong. Pertama-tama, Anda harus mempunyai niat terlebih dahulu untuk datang ke sini. Jika Anda tidak mempunyai niat atau tekat untuk melakukannya, Anda tidak akan sampai disini dan duduk disini.

Kita melakukan segala sesuatu karena adanya 'rasa keinginan', tetapi pada saat nafsu keinginan itu muncul kita menyadari dan kita tidak melekatinya seperti yang terjadi pada penemuan lampu senter tadi. "Apakah itu?" kita ambil. Setelah mengetahui. "Oh, ternyata hanya sebuah senter" dan kita pun meletakkanya kembali. Inilah yang dimaksud dengan "berpegang tetapi tidak melekati". Kita sudah mengetahuinya dan kemudian kita membiarkan dan meletakkannya begitu saja, kita melepaskannya begitu saja. Kita tidak terlalu bodoh untuk melekat kepadanya, tetapi kita 'memegangnya' dengan kebijaksanaan dan kemudian melepaskan dan membiarkannya. Baik itu buruk maupun baik, baik itu bahagia atau pun kesedihan, kita melepaskannya begitu saja.