PENDERITAAN KARENA PERUBAHAN

Dhamma Y.M. Bhante Uttamo Mahathera.

Bagi Anda yang sudah mengenal Buddhisme, tentu sudah sering mendengar ungkapan bahwa hakekat kehidupan adalah penderitaan, sehingga kita harus menemukan jalan menghentikannya agar mencapai kebahagiaan. Untuk menghentikan penderitaan, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu penderitaan dan apa penyebabnya. Berdasarkan analisa tersebut barulah kita dapat menentukan bagaimana cara menghentikan penderitaan.

“Penderitaan adalah karena perubahan."

Rumah yang baru dibangun akan mengalami perubahan sehingga lama-kelamaan akan rapuh dan rusak. Itu adalah penderitaan. Bumi yang kita tinggali yang luar biasa ini pun mengalami perubahan sehingga lama-kelamaan akan rusak. Itu adalah penderitaan. Perubahan terjadi di semua tempat di seluruh dunia, dan kita tidak bisa menahan terjadinya perubahan ini.

Penderitaan jenis kedua adalah sikap mental yang tidak tepat terhadap perubahan. Penderitaan jenis kedua lebih menekankan pada bagaimana sikap mental kita menghadapi perubahan. Banyak orang yang tidak siap menghadapi perubahan sehingga akhirnya timbul penderitaan. Misalnya, kita tidak mau bertambah tua, tidak mau sakit, dan tidak mau meninggal dunia.

Di dalam kehidupan bukan hanya manusia yang akhirnya menderita karena tidak siap menerima perubahan, bahkan hewan pun mengalami penderitaan jika tidak siap menerima perubahan. Biasanya binatang menjadi stres atau marah. Seperti contohnya, induk ayam akan marah jika anaknya diambil.

Manusia menderita karena keinginannya tidak sesuai dengan kenyataan. Kita tidak bisa mengubah kenyataan, yang bisa kita ubah adalah keinginan menyesuaikan kenyataan. Bisa menerima kenyataan adalah kunci terciptanya kebahagiaan.