MENGALAHKAN DIRI SENDIRI
Dhamma Y.M. Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Jika seseorang dapat mengalahkan seribu orang musuh sehari, berapa besar kebencian yang timbul di dalam dirinya? Seribu orang akan sakit hati. Tetapi, kalau dia dapat mengalahkan dirinya sendiri, dia akan berguna dan bermanfaat untuk orang lain. Tidak ada yang sakit hati, tidak ada keserakahan, tidak ada kebencian yang muncul di dalam dirinya dan pada orang lain.
Mereka yang mengalahkan dirinya sendiri itulah seorang pemenang sajati, pemenang yang sebenarnya. Bukan yang mengalahkan orang lain.
Apabila seorang suami, seorang ayah, mengharapkan kerukunan di dalam rumah tangga-nya, sedangkan dia sendiri menjadi sumber kericuhan dan sumber ketidakrukunan, bagaimana mungkin bisa terjadi kerukunan?
Seorang ayah, seorang ibu, mengharapkan keluarganya bisa rukun, damai dan utuh. Tetapi dia sendiri sering menjadi biang keributan, suka menuntut, tidak mau mengalahkan dirinya sendiri, tidak akan mungkin ada kerukunan. Maunya rukun tetapi dia sendiri yang membuatnya tidak rukun, bagaimana bisa?
"Bhante, apa sebenarnya yang harus kita kalahkan itu?"
Hal yang harus kita kalahkan itu adalah keserakahan, kebencian, mengalahkan ilusi-ilusi yang membuat kita mempunyai bermacam-macam keinginan. Itulah yang harus kita kalahkan. Ketahuilah bahwa keserakahan, kebencian, ilusi itu ada di dalam diri kita sendiri.
"Kalau tidak dijaga, tidak dikalahkan, bisa bagaimana, Bhante?"
"Dia akan merajalela, Saudara."
Inilah sumber penderitaan dari umat manusia. Bukan hanya membawa penderitaan bagi diri kita sendiri. Apabila kita menuruti keserakahan dan kebencian, kegelapan batin, kita juga akan membawakan penderitaan bagi orang lain, keluarga kita, dan juga untuk lingkungan kita.
Pedulilah kepada mereka yang menderita. Korban-korban bencana alam; gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor. Cobalah untuk peduli kepada mereka yang menjadi korban. Peduli itu dapat mengurangi keserakahan.
"Hanya saja dana-dana itu nanti dikorupsi dan tidak sampai di tangan para korban bencana, Bhante."
Kalau itu yang dijadikan alasan, Anda tidak pernah akan menolong. Kita umat Buddha mempunyai lembaga-lembaga yang bisa dipercaya, yang tidak korupsi. Pilihlah lembaga-lembaga itu. Salurkan kepedulian Anda kepada mereka yang menderita. Besar maupun kecil tidak menjadi persoalan, dan tidak perlu sampai dikenal orang lain.
Kalau kita umat Buddha percaya tentang adanya hukum karma, semua kebajikan pasti mempunyai nilai yang baik, akan berbuah kebahagiaan, Anda tidak perlu dikenal oleh yang lain. Saudara kita yang berkeyakinan berbeda, mereka mempunyai ajaran peduli yang sangat bagus. Apabila tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu!
Apakah kita tidak malu, kalau kita memberi tetapi kemudian kita memberitahukannya kepada banyak orang? Bukan hanya tangan kiri, tetapi tangan-tangan wartawan juga mengetahuinya semua. Ini adalah niat yang sangat memalukan.
Kebajikan adalah kebajikan. TITIK !
Sang Buddha mengatakan sekalipun kita memberikan makanan kepada seekor kucing atau-pun anjing, itu juga merupakan suatu kebajikan. Bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, maka LAKUKANLAH !
Jika seseorang dapat mengalahkan seribu orang musuh sehari, berapa besar kebencian yang timbul di dalam dirinya? Seribu orang akan sakit hati. Tetapi, kalau dia dapat mengalahkan dirinya sendiri, dia akan berguna dan bermanfaat untuk orang lain. Tidak ada yang sakit hati, tidak ada keserakahan, tidak ada kebencian yang muncul di dalam dirinya dan pada orang lain.
Mereka yang mengalahkan dirinya sendiri itulah seorang pemenang sajati, pemenang yang sebenarnya. Bukan yang mengalahkan orang lain.
Apabila seorang suami, seorang ayah, mengharapkan kerukunan di dalam rumah tangga-nya, sedangkan dia sendiri menjadi sumber kericuhan dan sumber ketidakrukunan, bagaimana mungkin bisa terjadi kerukunan?
Seorang ayah, seorang ibu, mengharapkan keluarganya bisa rukun, damai dan utuh. Tetapi dia sendiri sering menjadi biang keributan, suka menuntut, tidak mau mengalahkan dirinya sendiri, tidak akan mungkin ada kerukunan. Maunya rukun tetapi dia sendiri yang membuatnya tidak rukun, bagaimana bisa?
"Bhante, apa sebenarnya yang harus kita kalahkan itu?"
Hal yang harus kita kalahkan itu adalah keserakahan, kebencian, mengalahkan ilusi-ilusi yang membuat kita mempunyai bermacam-macam keinginan. Itulah yang harus kita kalahkan. Ketahuilah bahwa keserakahan, kebencian, ilusi itu ada di dalam diri kita sendiri.
"Kalau tidak dijaga, tidak dikalahkan, bisa bagaimana, Bhante?"
"Dia akan merajalela, Saudara."
Inilah sumber penderitaan dari umat manusia. Bukan hanya membawa penderitaan bagi diri kita sendiri. Apabila kita menuruti keserakahan dan kebencian, kegelapan batin, kita juga akan membawakan penderitaan bagi orang lain, keluarga kita, dan juga untuk lingkungan kita.
Pedulilah kepada mereka yang menderita. Korban-korban bencana alam; gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor. Cobalah untuk peduli kepada mereka yang menjadi korban. Peduli itu dapat mengurangi keserakahan.
"Hanya saja dana-dana itu nanti dikorupsi dan tidak sampai di tangan para korban bencana, Bhante."
Kalau itu yang dijadikan alasan, Anda tidak pernah akan menolong. Kita umat Buddha mempunyai lembaga-lembaga yang bisa dipercaya, yang tidak korupsi. Pilihlah lembaga-lembaga itu. Salurkan kepedulian Anda kepada mereka yang menderita. Besar maupun kecil tidak menjadi persoalan, dan tidak perlu sampai dikenal orang lain.
Kalau kita umat Buddha percaya tentang adanya hukum karma, semua kebajikan pasti mempunyai nilai yang baik, akan berbuah kebahagiaan, Anda tidak perlu dikenal oleh yang lain. Saudara kita yang berkeyakinan berbeda, mereka mempunyai ajaran peduli yang sangat bagus. Apabila tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu!
Apakah kita tidak malu, kalau kita memberi tetapi kemudian kita memberitahukannya kepada banyak orang? Bukan hanya tangan kiri, tetapi tangan-tangan wartawan juga mengetahuinya semua. Ini adalah niat yang sangat memalukan.
Kebajikan adalah kebajikan. TITIK !
Sang Buddha mengatakan sekalipun kita memberikan makanan kepada seekor kucing atau-pun anjing, itu juga merupakan suatu kebajikan. Bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, maka LAKUKANLAH !