MENGAMATI BATIN

oleh : Bhikkhu Ariyananda Thero - Dhammika, Srilangka

Pada zaman kehidupan Buddha ada seorang bhikkhu yg baik, setiap hari ia berpindapata. Penampilannya sangat tenang dan jalannya pun penuh dengan keanggunan.
Saat itu terdapat seorang penduduk desa yg ketika melihat bhikkhu tersebut, ia sangat mengagumi dan menyukainya.

Lalu ia pergi menemui bhikkhu tadi dan berkata: “Anda kelihatan sangat tenang, saya ingin belajar dari Anda”.
Sang Bhikkhu pun menjawab : “Anda boleh mulai melakukan pemberian dana makan kepada Sangha, petapa, fakir miskin dan bahkan pada hewan kecil sekalipun. Mulailah berlatih dengan cara ini. Setelah melakukan pemberian dana, renungkanlah kembali perbuatan baik yg telah dilakukan”.

Pria tersebut dengan taatnya melakukan segala yg telah diajarkan kepadanya lalu merenungkan semua hal baik yg telah ia lakukan. Setelah merenungkan semua itu ia merasa sangat bahagia, tak lama setelah itu ia kembali menemui bhikkhu tersebut dan berkata : ”Sekarang saya sangat bahagia karena menuruti semua perkataan Anda, mohon ajari saya langkah selanjutnya.”

Sang Bhikkhu menjawab : “Di dunia ini yg paling tinggi dan berharga adalah Sang Buddha, ajaran-Nya sangat murni dan Sangha yg berlatih dibawah naungannya juga berlatih dengan murni, sangat baik jika Anda berlindung pada Tri Ratana, setelah Anda berlindung pada Tri Ratana, renungkanlah hal itu setiap harinya.”

Pria itu pun melakukan hal yg diajarkan dengan senang hati dan ia menjadi semakin bahagia. Setelah itu ia datang lagi memohon ajaran lebih lanjut pada sang bhikkhu.

Sang bhikkhu berkata : “Sekarang saya akan mengajarimu untuk mengembangkan moralitas.”

Sejak saat itu, pria tersebut tidak hanya berlindung pada Tri Ratana tapi juga memiliki lima sila untuk mengendalikan hidupnya. Hidupnya pun bertambah bahagia.
Tak lama berselang, ia kembali menemui sang bhikkhu dan berkata : “Saya sekarang lebih bahagia setelah berlindung pada Tri Ratana dan menjalankan 5 sila setiap hari dan merenungkan hal-hal tersebut didalam batinku. Kehidupanku sekarang menjadi semakin murni dan tenang, tidak seperti dulu, kehidupanku dipenuhi oleh penderitaan. Dulu saya harus memarahi para pekerja dan bertengkar dengan orang lain, tapi sekarang tidak lagi. Bolehkah Anda mengajariku lebih banyak lagi ?”

Sang Bhikkhu pun mengajarinya lebih lanjut : “Setiap dua minggu sekali jalankanlah delapan sila.”

Pria tersebut melakukan seperti yg diajarkan. Dia lalu pergi lagi untuk meminta lebih banyak ajaran dari bhikkhu tersebut. Sang bhikkhu mengajarinya dan pria tersebut semakin bahagia. Ia menginginkan lebih banyak ajaran. Lalu Sang bhikkhu memintanya untuk meninggalkan kehidupan perumah tangga dan ditabiskan, karena pria tersebut sudah melampaui pelatihan untuk umat perumah tangga.

Setelah ditabiskan, pria tersebut menikmati masa awal kehidupan penabisannya dan ia pun sangat bahagia. Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena pada saat ia hendak mempelajari semua hal tentang peraturan kebhikkhuan pada seorang guru ahli vinaya maka ia pun merasa sangat terbebani, setelah itu harus pergi menemui guru pembimbing untuk mempelajari Abhidhamma yg menjelaskan tentang faktor-faktor batin dan cara kerja batin, maka beban di kepalanya pun semakin bertambah.

Lalu ia pergi menemui gurunya dan berkata : ”Dulu saya hanya berdana kepada Anda seorang merasa sangat bahagia, tapi setelah ditabiskan dan mempelajari banyak hal dari berbagai guru, saya merasa tidak sanggup mempelajarinya dsn sangat terbebani, saya ingin lepas jubah saja.”

Gurunya sangat bijaksana. “Sangat bagus, Anda boleh lepas jubah setelah kita pergi menghadap Buddha dan menanyakan hal ini.”

Mereka pun pergi menemui Buddha. Gurunya berkata kepada Buddha : “Ini adalah muridku, ia pandai dan memiliki batin yg baik. Di awal latihannya ia sangat bahagia namun setelah ditabiskan dan harus mempelajari banyak hal maka ia merasa batinnya sangat terbebani.”

Buddha bertanya : “Anda merasa mempelajari banyak hal sangatlah sulit bagimu, kalau begitu bisakah hanya mengamati satu hal ?”

“Jika hanya mengamati satu hal maka saya pasti mampu melakukannya,” jawab bhikkhu yg hendak lepas jubah itu.

Sang buddha berkata : “Maka amati dan periksalah batinmu, dengan demikian segala jenis peraturan dan lain sebagainya sudah termasuk di dalam batinmu.”

Kemudian Buddha membabarkan syair Dhammapada :

_Pikiran sangat sulit untuk dikendalikan, amat halus, pikiran bergerak sesuka hatinya._
_Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya, karena batin yg terkendali membawa kebahagiaan._

Pada saat Buddha mengajari untuk mengamati batinnya, bhikkhu tersebut melakukannya dan mampu mengendalikan batinnya. Karena bhikkhu tersebut telah memiliki pengalaman meditasi pada banyak kehidupan lampau dan telah matang paraminya, maka pada saat Buddha selesai membabarkan bait Dhammapada tersebut. Ia pun mencapai tingkat kesucian arahat.

Dari cerita di atas, kita diingatkan untuk selalu waspada dan mengamati batin, karena batin sangatlah halus dan sulit untuk dikendalikan, oleh karena itu orang bijaksana selalu melindungi dan mengamati batinnya.

Walaupun kita tahu saat ini belum mampu mengendalikan batin sepenuhnya, tapi kita harus berusaha untuk terus mengamatinya, sehingga kelak kita mampu mengendalikannya.
Cobalah kita perhatikan, hal apa yg bila kita kembangkan pada saat bersamaan juga meningkatkan kebahagiaan dalam batin kita? Hal apa yg bila kita kembangkan pada saat bersamaan batin kita semakin menderita karenanya?
Cobalah amati batin kita selama beberapa menit setiap harinya.

Pada awal masa penabisan saya, saya merass tidak bahagia dan merasa jengkel karena tingkah laku atau sikap dari bhikkhu lain. Pada saat itu saya bilang kepada Mahathero bahwa saya tidak ingin menetap di vihara tapi tidak mengadukan tentang sikap dari bhikkhu lain yg menjengkelkan saya, saya hanya ingin pergi ke dalam hutan dan tinggal sendirian disana.

Mahathero yg bijaksana mengizinkan saya pergi dan menetap sendirian di hutan. Tapi sebelum membiarkan saya pergi dan menetap disana, saya harus terlebih dahulu melatih dan menyelami batin ini.

Kadang kita berpikir bila kita menetap di hutan seorang diri maka kita bisa menghindari banyak hal yg tidak perlu, dan juga tidak perlu melakukan sesuatu dengan cara yg dibuat-buat. Tapi kamu akan menghadapi sebuah masalah baru yaitu, tidak ada guru pembimbing untukmu.

Mungkin kamu berpikir bila saya sendirian disana sangatlah baik karena tidak akan ada yg mengganggu saya, tapi pada saat itulah kamu sangat memerlukan pengetahuan atau pemahaman dan konsentrasi tingkat dasar.
Kamu harus tahu bagaimana cara untuk terus mengembangkan batinmu. Harus memiliki pengertian mendasar tentang apa itu Empat Kebenaran Mulia. Jadi, bisa menetap seorang diri sangatlah baik, tetapi jika kamu tidak memiliki apa yg saya babarkan tadi, maka menetap seorang diri di hutan sangatlah berbahaya.

Jika kita memiliki seorang guru pembimbing, pada saat kita telah melakukan kesalahan atau terjadi sesuatu, maka guru kita atau orang lain mengetahuinya. Kalau kita tidak mempunyai pemahaman memadai dan tinggal sendiri maka sulit bagi kita untuk bisa mengembangkan batin, karena pada saat itu kamu tidak tahu bagaimana cara mengembangkan batinmu, dan juga tidak tahu batin sendiri tidak mengalami perkembangan.

Ingin tinggal sendirian di hutan tidaklah semudah yg kita bayangkan. Batin ini hendaklah dilatih terlebih dahulu dengan baik barulah pergi ke hutan dan tinggal sendirian.
Untuk bisa memahami dan melatih hal yg paling dasar ini, kehadiran seorang guru sangatlah diperlukan.

Bila hendak melatih konsentrasi dan meditasi pandangan terang pada tingkat awal, tidak peduli di dalam hutan atau pun di tengah kota, kita harus senantiasa mengukuhkan niat kita untuk melindungi batin ini, pada saat ini, dimana pun kita berada.

Sebenarnya dimana pun berada hanya ada satu hal yg harus selalu dilakukan ; yaitu selalu mengamati dan melindungi batin ini.
Jadi pada saat mengamati dan melindungi batin, kita akan mengerti bahwa di dalam hutan atau di tengah keramaian kota, itu sama saja.
Walaupun kamu pergi ke hutan dan menetap seorang diri tetapi tidak mengawasi atau melindungi batinmu, maka akan sia-sia belaka.

Hal yg terjadi di luar tidak bisa kita kendalikan, tapi hal tersebut sering menambah kekotoran batin. Satu-satunya hal yg bisa coba kita kendalikan hanyalah batin kita sendiri. Hanya bisa mengandalkan diri sendiri untuk mengendalikannya. Jadi siapapun yg dipenuhi kemelekatan, kecongkakkan, pandangan salah sehingga membangkitkan kebencian Anda, pada saat hal tersebut terjadi, Anda harus jaga baik-baik batin ini, amatilah batin ini. Katakan pada diri sendiri bahwa hal ini bersifat alami, batin ini tidak seharusnya mengikutinya.
Jadi kita semestinya memahami batin ini secara mendalam. Bisa memilah dengan jelas mana yg baik dan mana yg buruk. Hal yg baik harus terus dikembangkan sementara hal yg buruk harus dikurangi. Dengan begitu setiap hari kita mengembangkan hal baik, otomatis latihan kita akan menjadi semakin baik setiap harinya